Shiwy Pembelajar

Shiwy Pembelajar

Jumat, 28 Maret 2014

DAMPAK ORANG TUA YANG MENJADIKAN MARAH SEBAGAI SENJATANYA TERHADAP ANAK


BISMILAHIRRAHMANIRRAHIM

Assalamu’alaikum wr wb?


Sahabat pembelajar yang baik hatinya..
Kali ini saya ingin berbagi tentang dampak orang tua yang sering kali marah karena anak tidak selalu tepat dalam menjalani keinginannya,
Ini ciri-ciri orang tua yang malas belajar, hingga saat ia tidak faham maka ia akan segera memarahi anaknya tanpa mau proses belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan anak dan lebih senang menyalahkan orang lain,

Orang tua pernah menjadi anak tapi anak-anak belum pernah menjadi orang tua, maka disini ada istilah,

mendidik anak adalah mendidik diri sendiri,

Sahabat pembelajar sebagian besar sudah tau masa yang disebut golden age , masa dimana seorang anak mudah menangkap stimulus apapun yang ada di lingkungannya dan pastinya yang terbanyak adalah dari keluarga, karena itu masa ini di sebut masa critical periode, masa yang sangat keritis, karena ini menjadi pondasi bangunan karakter anak sampai dewasa, apa yang terjadi pada anak kalau orang tua nya selalu menjadikan marah sebagai senjatanya.
Saat orang tua tidak giat mengupgrat ilmunya dan berpatokan itu itu saja.. maksudnya, apa yang di ajarkan orang tua nya dahulu, maka diterapkan kepada anaknya sekarang..

didiklah anakmu dengan zamanya,

kalau orang dulu menjadikan marah sebagai senjatanya.. tidak bisa diterapkan pada zaman sekarang.
Jangan pernah salahkan saat orang tua yang biasa menyelesaikan permasalahn dengan anaknya adalah dengan memarahi, menghukum dan engan member reword atau apresiasi dalam keseharian anak… yupz.. tepat sekali, maka kelak saat dewasa anak juga melakukan hal yang sama terhadap orang tua nya, menyelesaikan dengan marah dan selalu ingin di mengerti apa yang di inginkannya.. layaknya dulu orang tuanya selalu marah dan ingin anak mengerti seluruh keinginannya

Sahabat pembelajar, siapapun tidak senang dimarahi, hati akan tergoncang, bukan kebaikan tapi yang ada dendam, bukankah Rasulullah saw juga mengajarkan cara memmberi tahu seseorang , bukan dengan marah, tapi ada di surat wal asry, saling ingat mengingatlah kalian dengan kebenaran dan kesabaran, maka tidak ada kebenaran tanpa kesabaran, kalau memberi taunya menggunakan marah-marah maka bukanlah disebut kebenaran, memang ini sulit bagi yang belum terbiasa, tapi ini adalah proses belajar terus menerus, karena “Mendidik anak adalah mendidik diri sendiri
Bagaimana agar ini tidak terjadi pada kita, sebagai pemutus mata rantai “marah sebagai senjata orang tua terhadap anak” maka belajarlah tentang dunia anak lewat rasulullah dan berbagai ilmu parenting, ilmu kasih sayang agar kelak anak tau bagaimana cara mengasihi dan menyayangi orang tua, bukan sebaliknya cara mengungkapkanya yang salah,


“Mamah marah karena mamah itu sayang sama kamu…
Bagaimana kalau ini dilakukan juga dengan anak kelak saat ia dewasa
“Saya marah karena saya, sayang sama mama…


Sahabat marah bukanlah sebuah penyelesaian… biasa jadi penyelesaian, ya..! tapi penyelesaian dari kasih sayang, dari ke dua belah pihak.
Mari kita mulai lembutkan hati kita dengan terus perbanyak dzikir kepada Allah, dan senantiasa semangat belajar memperbaiki diri hinggak kita tidak melulu ingin dimengerti tapi belajar mengerti orang lain, bukankah saat di sekolah kalau banyak mengertinya maka ia termaksud kedalam golongan murid yang cerdas.
Sahabat pembelajar mari kita sama sama cerdaskah hati untuk membuat BAHAGIA hati yang berdampak membahagiakan hati banyak orang yang mengundang kasih sayang Allah kepada kita semua


Salam Yes Untuk Sahabat Wow, YES WOW

Fb : Shiwy Maulina
Twitter : @ShiwyM